Ekonomi

Neraca Perdagangan Indonesia Defisit, CPO dan Batu Bara Ikut Penyumbangnya. 

 JAKARTA- Dalam konferensi pers yang digelar Jumat, 15 Februari 2019 pagi tadi sekitar pukul 09:00 WIB, BPS menyebutkan neraca perdagangan di bulan Januari tercatat mengalami defisit sebesar US$ 1,16 miliar, yang merupakan defisit di Januari yang terdalam setidaknya sejak 10 tahun terakhir.

Adapun total nilai ekspor sepanjang Januari adalah sebesar US$ 13,86 miliar , sedangkan total nilai impor pada periode yang sama mencapai US$ 15,03 miliar.

Peningkatan nilai defisit perdagangan Januari disebabkan oleh turunnya nilai ekspor dari dalam negeri, baik dari sektor migas maupun migas.

Total ekspor sepanjang Januari tercatat turun 4,7% YoY, yang merupakan penurunan terparah di Januari sejak 2016.

Nilai ekspor migas Ri di Januari tercatat turun 29,3% dibanding bulan sebelumnya (MtM). Sedangkan nilai ekspor migas juga tercatat turun 6,72% dibandingkan Januari 2018 (Yoy).

Turunnya nilai ekspor migas disebabkan oleh berkurangnya total volume ekspor migas sebesar 28,29% sepanjang Januari dibanding Januari 2018 (YoY).

Hal tersebut disebabkan oleh adanya kontrak PT Pertamina dengan 11 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menjual minyak mentah jatah ekspor ke satu-satunya perusahaan migas pelat merah di Indonesia.

Artinya minyak mentah yang selama ini masih bisa di ekspor, menjadi hanya berputar di dalam negeri.

Alhasil, volume ekspor minyak mentah di Januari turun 75,55% YoY.

Di sisi lain, ekspor non-migas sepanjang Januari juga mencatatkan penurunan sebesar 4,5% YoY. Meskipun penurunannya tidak sebesar sektor migas, namun 91,1% ekspor RI disumbang oleh sektor non-migas. 

Tak ayal turunnya ekspor non-migas memberikan dampak yang signifikan terhadap neraca perdagangan.

Lagi-lagi, turunnya harga komoditas sepanjang Januari menjadi salah satu faktor penting yang menekan ekspor non-migas.

Kepala BPS, Suhariyanto menyebutkan bahwa harga-hara komoditas seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), karet, nikel, dan timah yang rendah menjadi faktor yang mempengaruhi turunnya nilai ekspor non-migas.

Memang benar, harga rata-rata batu bara yang menjadi komoditas ekspor andalan di Januari 2019 turun sekitar 6,65% dibanding harga rata-rata Januari 2018.

Akibatnya, nilai ekspor barang golongan HS 27 (Bahan Bakar Mineral) yang didominasi oleh batu bara anjlok 4,52% YoY.

Sebagai informasi barang golongan HS 27 menyumbang 15,2% terhadap total ekspor non-migas di Januari.

Nasib serupa juga dialami oleh CPO, yang mana harga rata-rata di Januari 2019 turun 12,5% dibanding periode yang sama tahun 2018.

Hal itu membuat nilai ekspor barang golongan HS 15 (Lemak dan Minyak Hewan/Nabati) yang sebagian besar merupakan CPO anjlok 9,56% YoY.

Mengingat golongan barang HS 15 menyumbang 12,47% terhadap total ekspor non-migas, maka tak heran total ekspor di Januari turun cukup dalam.(rdh/cnbc)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar